BIAR JADI LEADER GA KEDER
Sering kita mendengar terkait
Leader, dan banyak dari kita yang melihat orang yang mengaku menjadi leader
tapi dalam langkahnya masih keder. Keder dalam Kamus besar Bahasa Indonesia adalah
arti kata dari takut, gentar, gemetar. Namun apakah betul keder acapkali
dirasakan oleh orang yang dipercaya untuk menjadi leader?
Leadership itu sendiri merupakan seni menggunakan kekuasaan secara
efektif dan bertanggungjawab maka orang yang menggunakan seni tersebut dapat
dikatakan sebagai seorang leader. Seorang leader dapat menggunakan segala
sumber daya untuk dapat membuat maksud dan tujuan tim nya terlaksana termasuk dapat menggunakan kemampuan Communication
Massage yang mana terdiri dari :
a.
Body
Language
Body Language atau dalam Bahasa
Indonesia dikenal sebagai Bahasa tubuh, cara komunikasi nonverbal melalui gerakan
tubuh, ekspresi wajah, dan postur tubuh. Bahasa tubuh dapat memberikan
informasi tentang emosi, sikap, keyakinan, dan niat seseorang, yang mana pesan tersampaikan dengan
gerak yang dihasilkan tubuh dan ini merupakan salah satu komunikasi yang cukup
efektif karena Bahasa tubuh factor yang membuat 55% pesan kita tersampaikan
kepada lawan bicara kita.
Beberapa contoh bahasa tubuh
yang umum meliputi: melihat ke arah seseorang saat berbicara, mengangguk untuk
menunjukkan pemahaman, menyilangkan lengan untuk menunjukkan ketidaknyamanan
atau pertahanan, dan senyuman untuk menunjukkan kebahagiaan atau persetujuan.
Penting untuk diingat bahwa bahasa tubuh dapat bervariasi antara budaya dan
individu, sehingga interpretasi bahasa tubuh harus dilakukan dengan hati-hati
dan dengan mempertimbangkan konteks yang tepat.
b.
Tone
Of Voice
Tone of voice atau nada suara
adalah cara seseorang mengucapkan kata-kata atau kalimat, yang mencerminkan
emosi, sikap, dan niat dari komunikator, Tone Of voice memberikan pengaruh
sebanyak 38% dari pesan yang diutarakan dapat tersampaikan dengan baik. Tone of
voice dapat memberikan nuansa yang berbeda pada pesan yang disampaikan,
meskipun kata-kata yang digunakan sama. Misalnya, jika seseorang mengatakan
"terima kasih" dengan nada suara yang datar, pesan tersebut mungkin
tidak terdengar terlalu bersyukur, namun jika diucapkan dengan nada suara yang
lebih tinggi dan lebih ceria, maka pesan tersebut akan terdengar lebih
bersyukur dan menggembirakan.
Tone of voice juga dapat
digunakan untuk memperkuat pesan yang disampaikan, dan hal yang terdapat dalam nada
suara adalah berikut :
1)
Artikulasi
: Artikulasi bahasa suara
memungkinkan kita untuk membentuk suara-suar tertentu, seperti vokal dan
konsonan, sehingga kita dapat berbicara dan berkomunikasi dengan bahasa yang
dipahami oleh orang lain. Dalam artikulasi cukup berpengaruh dalam nada
suara sehingga focus dari pesan yang disampaikan terkonsentrasi dalam
disalurkan, contohnya (penggunaan terlalu banyak kata “eeee….., anu….”) dan
tertukarnya beberapa huruf seperti huruf “F” diucapkan menjadi “P”.
2)
Intonasi
Suara adalah cara seseorang mengatur nada atau melodi suara saat berbicara.
Intonasi suara dapat memberikan nuansa dan arti yang berbeda pada pesan yang
disampaikan. Misalnya, intonasi suara yang meningkat pada akhir kalimat
menunjukkan pertanyaan, sedangkan intonasi suara yang menurun menunjukkan
pernyataan.
Intonasi suara juga dapat menunjukkan emosi atau sikap seseorang.
Misalnya, intonasi suara yang tinggi dan cepat dapat menunjukkan kegembiraan
atau kegairahan, sedangkan intonasi suara yang rendah dan pelan dapat
menunjukkan kelelahan atau kebosanan. Intonasi suara juga dapat memberikan
penekanan pada kata-kata tertentu, sehingga memberikan makna yang berbeda pada
kalimat yang sama.
Penting untuk diingat bahwa intonasi suara dapat dipengaruhi oleh
faktor-faktor seperti bahasa dan budaya, sehingga interpretasi intonasi suara
harus dilakukan dengan hati-hati dan dengan mempertimbangkan konteks yang
tepat. Penggunaan intonasi suara yang tepat dapat membantu meningkatkan
efektivitas komunikasi dan memastikan pesan yang disampaikan dipahami dengan
benar oleh pendengar.
3)
Kecepatan
atau speed dalam berbicara adalah kecepatan di mana seseorang mengucapkan
kata-kata dan kalimat saat berbicara. Kecepatan berbicara dapat bervariasi
antara individu, budaya, dan situasi, dan dapat dipengaruhi oleh berbagai
faktor, seperti kecemasan, emosi, dan tekanan waktu.
Kecepatan berbicara yang tepat adalah penting dalam komunikasi yang
efektif. Berbicara terlalu cepat dapat membuat pendengar sulit untuk mengikuti
dan memahami pesan yang disampaikan, sementara berbicara terlalu lambat dapat
membuat pendengar merasa bosan atau kehilangan minat. Kecepatan berbicara yang
tepat dapat membantu memastikan bahwa pesan yang disampaikan dipahami dengan
baik oleh pendengar.
Penting juga untuk diingat bahwa kecepatan berbicara dapat bervariasi
tergantung pada situasi atau konteks yang berbeda. Misalnya, ketika memberikan
presentasi atau pidato, seseorang mungkin perlu berbicara lebih lambat dan
dengan jelas agar pesan dapat dipahami dengan baik oleh audiens, sedangkan
dalam percakapan sehari-hari, seseorang mungkin bisa berbicara dengan lebih
cepat.
Penggunaan kecepatan berbicara yang tepat dan efektif dapat membantu
meningkatkan efektivitas komunikasi dan memastikan bahwa pesan yang disampaikan
dipahami dengan benar oleh pendengar.
4)
Power
dan volume suara adalah dua hal yang berbeda dalam berbicara. Power suara
mengacu pada kekuatan atau kekuatan suara, sedangkan volume suara mengacu pada
seberapa keras atau keras suara yang dihasilkan.
Power suara dapat dipengaruhi oleh faktor seperti emosi, keyakinan, atau
intensitas pesan yang disampaikan. Misalnya, ketika seseorang marah atau
frustasi, mereka mungkin mengeluarkan power suara yang lebih besar. Power suara
juga dapat digunakan untuk menekankan atau menyoroti pesan tertentu, misalnya
dengan meningkatkan kekuatan suara pada kata-kata tertentu untuk menunjukkan
pentingnya pesan tersebut.
Volume suara, di sisi lain, dapat dipengaruhi oleh faktor seperti jarak
atau kebutuhan untuk memproyeksikan suara agar terdengar oleh audiens yang
lebih besar. Saat berbicara di ruangan yang besar atau berbicara ke audiens
yang lebih besar, seseorang mungkin perlu meningkatkan volume suara mereka agar
terdengar dengan jelas oleh pendengar.
Penting
untuk diingat bahwa penggunaan power dan volume suara yang tepat dapat membantu
meningkatkan efektivitas komunikasi dan memastikan bahwa pesan yang disampaikan
dipahami dengan baik oleh pendengar. Namun, penggunaan power dan volume suara
yang tidak tepat atau berlebihan dapat membuat pendengar merasa tidak nyaman
atau merasa terintimidasi. Oleh karena itu, penting untuk mengatur dan
menyesuaikan power dan volume suara dengan situasi atau konteks yang tepat.
Penting untuk diingat bahwa
tone of voice dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti emosi, situasi, dan
budaya, sehingga interpretasi tone of voice harus dilakukan dengan hati-hati
dan dengan mempertimbangkan konteks yang tepat.
c.
Spoken Words
Spoken words
dalam berbicara mengacu pada kata-kata yang diucapkan oleh seseorang saat
berbicara. Spoken words adalah komponen utama dalam komunikasi verbal dan
digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dari pembicara ke pendengar. Penggunaan
spoken words yang efektif melibatkan penggunaan kosakata yang tepat dan
pengorganisasian kata-kata dalam kalimat atau frasa yang mudah dipahami oleh
pendengar. Selain itu, Spoken Words memiliki pengaruh sebesar 7% dalam
keberhasilan pesan yang disampaikan apakah dapat diterima dengan baik atau tidak.
Dalam komunikasi interpersonal, spoken words juga dapat dipengaruhi oleh
faktor-faktor seperti bahasa dan budaya. Oleh karena itu, penting untuk
menghargai dan mempertimbangkan perbedaan budaya dan bahasa dalam berkomunikasi
untuk menghindari kesalahpahaman atau konflik yang tidak perlu.
Seorang leader
yang dapat menjalankan serta memiliki kemampuan Communication Massage akan
membuat Tim yang dipimpinnya mempunyai arah serta visi yang jelas dan tidak
keder karena seorang leader dapat mentransfer maksud serta tujuan organisasi
secara baik dan dapat diterima dengan baik juga.
Komentar
Posting Komentar