DIBESARKAN KANTONG AJAIB DORAEMON


Siapa yang tak kenal dengan Doraemon? Tokoh anime/ manga jepang ini sudah mendunia, mulai dari anak-anak sampai orang tua. Karena apabila dilihat dari tahun kemunculannya, anime jepang ini sudah menjangkiti layar televisi Indonesia sudah 2 generasi. Yang dimulai di layar televise RCTI pada tahun 1991.
Selayang pandang tentang Doraemon
Doraemon diceritakan adalah sebuah Robot Kucing yang dibuat pada tahun 2112. Produksi massal berbagai macam tipe robot terjadi pada abad ke-22. Namun, karena sebuah kecelakaan, Doraemon kurang 1 sekrup di bandingkan dengan robot kucing lainnya yang menyebabkan ia menjadi robot KW-2.
Doraemon di lelang dan di tawar oleh sebuah keluarga miskin yang merupakan keturunan nobita. Dia harus bekerja sebagai babysitter. Dia di kirim kembali ke masa lalu oleh Sewashi yang merupakan cicit keturunan Nobita dan Jaiko adik Giant. Untuk memprbaiki kehidupan Nobita agar keturunannya merasakan kehidupan yang lebih baik. Dalam kehidupan aslinya, Nobita yang tanpa di bantu doraemon selalu gagal dalam pelajaran sekolahnya, gagal dalam karir, dan meninggalkan banyak hutang bagi keluarga dan keturunannya.
I.                   Nilai pelajaran dalam Doraemon
Dalam buku ini, Imam Musbikin berusaha menyampaikan akan nilai-nilai yang terkandung dari kartun Doraemon dalam mempengaruhi perkembangan tumbuh anak-anak menuju kedewasaannya.  Banyak hal yang terkandung dalam serial kartun ini. Dan kartun ini mengajarkan kita agar tidak membesarkan anak dengan kantong ajaib Doraemon, karena apabila itu terjadi, maka anak akan selalu ketergantungan, tidak mandiri, dan tidak bisa menyikapi hidup secara dewasa seperti Nobita. Selalu bergantung kepada orang tua. Padahal pepatah arab mengatakan yang artinya kurang lebih seperti ini “bukanlah seorang pemuda yang selalu berkata, INILAH BAPAKKU! Tapi seorang pemuda adalah yang selalu dapat berkata INILAH DIRIKU!”.
a)      Anak dan imajinasinya.
Doraemon selalu mengingatkan kepada Orang tua, bahwa seorang anak harus tumbuh dengan imajinasi, karena menurut Mark Hughes seorang pendiri dan distributor pertama perusahaan besar HERBALIFE, selalu mengatakan bahwa “Batasan Kesuksesan Dalam Hidup Adalah IMAJINASI!”. Orang tua harus selalu mendampingi anak-anaknya dalam imajinasi mereka agar mereka tidak terjebak dalam sebuah imajinasi semu tanpa sebuah langkah pasti untuk mewujudkannya.
b)      Pelajaran penting Nilai kejujuran dalam Doraemon
Kejujuran sekarang ini sudah sangat sulit di temukan. Terlebih di perparah akan kasus-kasus kecurangan yang dilakukan para politikus dan pejabat Negara dalam mengemban amanahnya, dan mereka merupakan ayah, ibu, orang tua dari anak-anak mereka ini merupakan suatu contoh yang sangat buruk untuk anak-anak mereka dalam pertumbuhan nilai kejujuran dalam kehidupannya. Karena biasanya buah tak jatuh jauh dari pohonnya.
Semua agama menyeru umatnya agar selalu bersikap jujur dalam hidupnya, seperti yang di katakana oleh Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Depok Idris Abdul Somad yang saya kutip dari http://news.okezone.com/read/2011/06/19/337/470048/anak-butuh-teladan-untuk-bisa-jujur,  mengungkapkan, “selain diajarkan dalam pelajaran budi pekerti, seluruh agama juga mengajarkan manusia untuk bersikap jujur”. Akan tetapi kecurangan, tipu muslihat, korupsi selalu saja menjadi perbincangan di negeri ini. Bahkan semakin hari semakin menghangat seperti di kukus. Padahal negeri ini merupakan negeri dengan bermacam agama yang setiap agama selalu mengajarkan kejujuran kepada umatnya. Lalu, tanggung jawab siapa kah ini? Ini adalah tanggung jawab kita semua, akan tetapi lebih ditekankan kepada para orang tua untuk selalu mendampingi anak-anaknya untuk selalu bersikap jujur dalam hidupnya. Seperti juga yang selalu di ajarkan dalam kartun anime ini bahwa pentingnya kejujuran dalam persahabatan dan hidup mereka.
c)      Hal Positif Dari Cerita Fiksi Doraemon.
Anime Doraemon dari jepang ini mengandung banyak hal-hal positif, mengajarkan nilai-nilai moral, dan persahabatan dengan sangat baik tanpa kesan menggurui. Dan dalam anime Doraemon mengajarkan bahwa secanggih apapun alat tekhnologi, kalau di salah gunakan, maka hanya akan menimbulkan kesengsaraan, seperti yang selalu Nobita lakukan ketika selalu mengandalkan Doraemon dan alat-alatnya ketika menyelesaikan masalahnya secara instan, maka yang di dapat akan selalu karma kebalikannya, karena penyalahgunaannya.
Dan Nobita mengajarkan kita, sering sekali Nobita mengalami kejatuhan mental, akan tetapi tidak pernah berlama-lama bersikap demikian. Karena Nobita pernah berjanji kepada neneknya untuk menjadi seperti boneka daruma, yang selalu segera bangkit untuk tegak kembali walaupun jatuh terguling-guling.
Zaman sekarang banyak sekali anak yang nasibnya seperti nobita, memiliki banyak kekurangan. Maka bagi orang dewasa khususnya bagi para orang tua wajib membimbing dan membantunya untuk menjadikan nasib menjadi lebih baik, tentu saja harus dengan cara yang arif dan bijaksana.


d)     Pelajaran Untuk Orang Tua Yang di Ajarkan Doraemon-Nobita dan teman-temannya.

*        Biasakan Membaca.
Bombing anak-anak dalam membaca, seperti membaca kisah-kisah Rasul dan sahabatnya, dan awasi juga bacaan-bacaan anak agar terhindar dari bacaan-bacaan negative tanpa mengekang hak anak dalam membaca.
*        Bebas Berpendapat.
Ajaklah anak-anak untuk berpendapat dan selalu mengungkapkan isi hati dan perasaannya, dan memberikan anak kesempatan untuk memilih.
*        Selalu Antusias.
Selalu memperlihatkan antusiasme kepada anak dalam minat anak, dan selalu memberikan dorongan dan dukungan kepada topic yang disukai anak-anak.
*        Sediakan Permainan.
Selalu sediakan sarana bermain bagi anak untuk mengasah indera mereka, dan dalam menyediakan sarana bermain ini tidak harus dengan membelinya, bisa juga dengan mengajarkan kreativitas kepada anak dengan mengajarkan kepada anak untuk dapat membuat sarana bermain bagi mereka sendiri, karena itu akan mengajarkan kemandirian kepada anak.
*        Perbedaan Minat.
Bicarakan dengan anak tentang minat orang tua dengan anak yang berbeda. Misalkan anak berminat melukis, sedangkan orang tua berminat dalam menulis.
*        Menanyakan Pelajaran.
Menanyakan kepada anak tentang pelajaran apa yang sudah di dapat dari sekolah, karena pasti di dapat banyak sekali pelajaran yang di dapat di sekolah yang bukan dari dalam kelas, akan tetapi dari lingkungan sekolah.
*        Tidak Kelelahan
Pastikan anak-anak tidak dalam kelelahan dalam aktivitas dan tugas sekolah mereka, maka para orang tua diharapkan selalu memantau kondisi anak agar anak-anak tidak terlalu memaksakan diri yang berakibat pada kondisi fisiknya.
*        Rayakan Prestasinya.
Selalu rayakan atas prestasi yang telah di raih anak walaupun prestasi itu sekecil apapun, karena dengan di rayakan, si anak akan merasa di perhatikan oleh orang tuanya dan itu akan membuatnya semakin termotivasi untuk selalu melakukan yang terbaik.
*        Kembangkan Bakat.
Pusatkan pada kelebihan yang di miliki anak-anak walaupun tidak pandai dalam segi akademis, tapi selalu perhatikan kelebihan anak dalam bidang lainnya. Karena seorang anak selalu memiliki IQ, EQ, dan SQ yang berbeda-beda, dan peran orang tualah yang selalu membantu anak untuk mengembangkan diantaranya tanpa mengacuhkan yang lainnya.
*        Kembangkan Dunia
Manfaatkan kejadian sehari-hari dan lingkungan sekitar untuk kesempatan anak sebagai belajar. Dan sebagai orang tua harus selalu mendukung dunia positif yang sedang dikembangkan si anak.

e)      Hal-hal negative dalam anime Doraemon yang di simpulkan Imam Musbikin.
Doraemon dianggap menyesatkan akidah Imam Musbikin menulis bahwa anime jepang ini dapat menyesatkan akidah, seperti contoh sumber yang beliau kutip dari situs : http://akhwat.web.id/muslimah-salafiyah/permata-hati/membongkar-kesesatan-doraemon-cs/. Dalam situs itu di sebutkan :
Anak-anak ibarat “kertas putih” yang dapat dituliskan apa saja pada dirinya. Pada masa anak-anak, apa saja yang dilihat dan didengar dapat membekas di dalam sanubarinya yang masih polos, jika telah terukir di dalam hatinya, akan tergambar dan tersalurkan jika kelak mereka menjadi dewasa.
Tidak dipungkiri lagi, banyak beredar kisah-kisah menarik yang dikemas sedemikian rupa agar disukai anak-anak; kebanyakannya termasuk kisah-kisah fiktif yang dibumbui dengan cerita-cerita kebohongan, syirik, kebobrokan akhlaq, dan gambar bernyawa.
Walhasil, kita dapat melihat betapa banyak anak-anak muslim yang lebih mengenal tokoh-tokoh fiktif hasil produksi orang-orang kafir daripada mengenal tokoh-tokoh muslim, seperti para sahabat, dan ulama’ Salaf; betapa banyak anak-anak muslim yang menghafal cerita-cerita khurafat dibandingkan kisah-kisah penuh ibroh (pelajaran) yang telah diceritakan dan diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya -Shollallahu ‘alaihi wasallam-
Ketika anak-anak bergerombol di depan televisi tak ada satu orang tua pun yang bergeming dan prihatin sikap anak-anaknya. Padahal apabila kita perhatikan, maka nasib anak-anak kita berada dalam kondisi memprihatinkan. Bagaimana tidak, sementara film-film kartun tersebut mengajarkan kepada mereka pelanggaran-pelanggaran syariat Allah dan Rasul-Nya -Shollallahu ‘alaihi wasallam-

Kesimpulan
Imam  musbikin telah mengingatkan kita bahwa Doraemon telah mengajarkan kita mendidik anak, dan bagaimana untuk menghindarkan anak-anak dari hal-hal yang negative. Orang tua haruslah selalu memantau perkembangan anak. Karena keluarga merupakan tempat awal tumbuhnya seorang anak. Semoga rangkuman yang saya buat ini dapat bbermanfaat dan dapat membantu pembaca dalam memahami dari isi buku yang telah di tulis Imam Musbikin dengan harapan anak-anak kita menjadi anak-anak yang tidak di besarkan dengan kantong Doraemon yang serba instan. Wallahu a’lam Bisshawab.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

CONTOH SOAL TENSES

SEJARAH DESA SUKAMANDIJAYA