Aplikasi Metabolomik Dan Metabolomik untuk Standarisasi Herbal
Metabolomik
adalah proses penentuan metabolit sekunder atau mikromolekul BM antara 50-5000.
Sinonim dari metabolomik adalah metabolite
profiling atau penentuan metabolit-metabolit dengan karakter tertentu terkait dengan penyakit,
respon pengobatan, metabolism obat, perlakuan kimiawi dll. Dikarenakan
ketidakmungkinan “memotret” semua komponen dalam satu waktu, jadi
senyawa-senyawa yang dipentingkan saja. Dewasa ini metabolomik dikembangkan kea
rah analisis kuantitatif metabolit sekunder total yang berperan dalam aktivitas
biologis-farmakologis tertentu dalam suatu sampel obat herbal yang disebut metabonomics.
Analisis metabolomik tidak
membutuhkan preparasi yang rumit, sampel yang dibutuhkan sangat kecil, kurang
dari 0,1 gram atau bahkan cukup 1 mg, hasil lebih objektif karena menghindari
berbagai partisi berkali-kali dan secepat mungkin sampel dianalisis sehingga
sangat menguntungkan.
Metabolomik adalah profiling
(analisis kualitatif) senyawa-senyawa yang ada di dalam urin pasien penderita
penyakit tertentu setelah pemberian obat. Pada proses analisis metabolomik
terdapat beberapa masalah yang kerap di temui, antara lain :
1. Pentingnya database yang akurat
2. Penentuan metode penyarian yang
efisien dan menarik semua senyawa dan terkait dengan aktivitas farmakologi.
3. Pemisahan metabolit yang
terkandung dalam sampel.
4. Metode deteksi terpilih yang
tepat.
5. Identifikasi dan kuantifikasi
analit yang tepat.
6. Analisis statistic yang sesuai
untuk menggambarkan komponen-komponen dalam ekstrak yang berperan.
Pentingnya Database
Analisis metabolomik sangat
ditentukan oleh keakuratan pengetahuan kita terhadap berbagai senyawa metabolit
sekunder yang terkandung dalam tanaman yang hendak dianalisis.
Pengumpulan data berbasis
kemotaksonomi juga bisa dilakukan untuk melengkapi data yang ada karena
seringkali banyak senyawa terkait. Konfirmasi senyawa/pemastian senyawa bisa
dilakukan dengan detektor yang tepat. Dengan demikian analisis metabolomik juga
bisa digunakan untuk penentuan kandungan senyawa kimia tanpa melakukan isolasi.
Metode analisis dan
detekksi yang tepat
Metabolomik bagaikan proses memotret
keberadaan berbagai objek dalam suatu target sehingga berbagai senyawa yang ada
disitu dari yang pendek-tinggi, gemuk-kurus, harus terekam secara Accurate
(teliti) dan Precise (tepat). Maka harus di pilih metode instrumentasi yang
sesuai kriteria sensitivitas dan selektivitas dan dapat mengakomodasi dan
deteksi berbagai senyawa dengan ranger BM rendah ke tinggi sesuai dengan tujuan
analisis.
Analisis metabolomik harus
dipastikan senyawa kimia yang ada di dalam tanaman, organ, herba, bahkan
jaringan objek analisis. Maka BM (Berat Molekul) harus bisa diungkap oleh
metode terpilih itu. Pengetahuan
tentang berat molekul tidak cukup karena beberapa senyawa memiliki BM yang
sama, maka analisis yang kita pilih selain dapat menggambarkan BM juga harus
dapat memberikan gambaran strukturnya. Dan analisis Mass spectroscopy paling
sesuai untuk tujuan ini karena deteksi ini akan memberikan pola fragmentasi,
sehingga dapat mengkonstruksi suatu molekul berdasarkan fragmen yang
terdeteksi. Dan analisis lain yang reliable adalah NMR (Nuclear Magnetic
Resonance) karena senyawa apapun akan memiliki geseran kimia (Chemical Shift)
yang khas tidak memiliki oleh senyawa lain, seperti sidik jari pada manusia.
Untuk analisis metabolomik yang
paling memenuhi syarat ketentuan maka metode tandem/hyphenated method yang
memenuhi ketentuan seperti GC-MS, LC-MS, dan NMR.
Metabolomik
berbasis GC-MS
Keunggulan metode ini adalah
resolusi yang sangat baik dan mudah dilakukan pemisahan antar komponen, sampel
yang dibuthkan hanya kurang dari 10 µl. objek untuk metabolomik berbasis GC-MS adalah
senyawa volatile atau derivate yang fase diam untuk kolom GC untuk analisis
metabolomik adalah yang terlapisi dari fenil 5 % dan siloksan 95 % (Fancy and
Rumpel, 2008).
Keunggulan dari metode GC-MS adalah
resolusi yang sangat baik dari komponen senyawa dalam analit. Metode ini sangat
baik untuk melakukan riset aspek farmakologi yang terkait komponen terpenoid
dan beberapa fenil propanoid missal, aromaterapi, komponen herbal yang terkait
obat syaraf.
Untuk melakukan analisis ini sampel
ditimbang beberapa mg kemudian dilarutkan kedalam solven yang cukup volatile.
Untuk analisis mutu minyak atsiri harus dilakukan ekstraksi terlebih dahulu
melalui destilasi terlebih dahulu.
Metabolomik
berbasis LC-MS
Metode LC-MS memiliki ring kadar
yang lebih lebar dibandingkan GC-MS, dan mencakup hampir semua golongan
metabolit sekunder. Untuk analisis metabolit mikromolekul dibutuhkan system
terbalik yakni fase diam nonpolar. Adapun fase gerak umumnya yakni fase gerak
polar : air, asetonitril, methanol, pengasaman dengan asam formiat dan asam
fosfat untuk menaikkan pemisahan.
Informasi yang diperoleh seperti
GC-MS yakni puncak-puncak dengan luas area tertentu beserta Rt dan BM informasi
fragmentasi. Keuntungan dari metode LC-MS adalah luas jumlah sampel yang sangat
kecil dan cukup dilarutkan dalam solven organic tertentu.
Optimasi pemisahan yang terbaik
adalah pekerjaan paling awaldari system ini, sehingga fase diam isokratik
sangatlah tidak cukup apalagi kita tahu terdapat puluhan bahkan ratusan senyawa
di dalam suatu sampel obat herbal. Ini bisa ditanggulangi dengan mengoperasikan
LC dengan kombinasi system gradient-isokratik-gradien dan seterusnya seringkali
dilakukan sehingga setiap komponen akan keluar dari kolom saling terpisah dan
masuk ke MS model klasik cukup memungkinkan diakukan system ini sehingga
pengoperasian yang optimal sangatlah menentukan keakuratan data yang diperoleh.
Metabolomik
berbasis NMR
Chemical shift adalah suatu senyawa
kimia yang khas dan tidak bisa disamai oleh senyawa lain. Senyawa apapun yang
terekam geseran kimia antara 0-15 ppm bisa kita identifikasi tanpa melakukan
pemurnian cukup melihat geseran kimia yang terekam dan kadang NMR dua dimensi
dilibatkan untuk lebih mempertajam interpretasi. Kemudian disamakan antara
senyawa-senyawa didalam database dengan berbagai nilai geseran kimia yang kita
peroleh. Biasanya dalam analisis ini chemical shift H1 dan C13 yang digunakan
untuk analisis ini. Sedangkan konstanta kopling hanya untuk H1.
Kelemahan metabolomik basis NMR
adalah adanya deteksi (Limit Of Detection, LOD) yang rendah biasanya sekitar
0,5 mg. untuk itu preparasi sedemikian sehingga mampu menarik berbagai komponen
penting dengan jumlah yang cukup memenuhi batas deteksi.
Metabolomik
berbasis elektroforesis kapiler-MS
Elektroforesis adalah metode pemisahan
berdasarkan sifat elektrik dari analit. Senyawa dengan BM besar biasanya akan
lebih lambat bergerak sehingga timbulpemisahan diantara senyawa dalam analit
kemudian dengan kopling spekstroskopi massa akan bisa ditentukan
senyawa-senyawa yang terpisah berdasarkan BM dan pola fragmentasi. Hingga kini
analisis metabolomik elektroforesis sangat terbatas dan tidak banyak laporan
penelitian yang terkait.
Kini terdapat
beberapa database metabolomik berbasis MS dan NMR
BioMagResBank (BMRB) terdiri dari 270
spektra berbasis NMR. Madison Consortium Database (MCD) menyediakan data NMR
dan MS dari 10.000 metabolit massBank.jp dan Golm Metabolome Database (GMD)
spesifik untuk tanaman dan memfokuskan GC-MS.
Penyari yang sesuai
Penyari yang kita gunakan harus mampu
menarik semua senyawa metabolit sekunder atau sebanyak mungkin senyawa. Studi
bioaktivitas harus sejalan dengan proses ekstraksi secara komprehensif dengan
melibatkan berbagai penyari sehingga
bisa ditentukan solven yang paling baik untuk menyari komponen aktif terkait
aktivitas farmakologis. Penyari yang digunakan memprioritaskan aktivitas.
Untuk HPLC, GC, elektroforesis
solven-solven organic lazin digunakan, untuk metabolomik berbasis NMR
diperlukan solven terdeutronasi sehingga spectra yang dihasilkan hanya
merepresentasikan senyawa-senyawa yang ada dan tidak terganggu spectra
hydrogen/karbon dari solven yang meruah. Meskipun unsure proton (H) diganti
oleh deuteron (H2) daya ekstraksi solven-solven bisa dikatakan sama.
Era penyari etanol
sudah berakhir?
Meskipun
etanol adalah pelarut yang dikenal universal dan mampu mengekstraksi mulai
senyawa non-polar hingga senyawa polar namun extractability (kemampuan menyari)
etanol tentu terbatas jika dikaitkan dosis atau senyawa target pada golongan
metabolit tertentu yang bertanggung jawab terhadap aktivitas. Jika dipaksakan
sedangkan kemapuan menarik senyawa golongan tertentu terbatas tentu saja akan
berpengaruh pada kadar ekstrak dalam sediaan, artinya bentuk sediaan jauh lebih
besar secara bobot tentu ini tidak efisien secara teknologi farmasetika.
Studi farmakologis dari suatu
obatherbal kini tak lagi perlu membatasi solven etanol tapi harus dengan
pertimbangan logic-accuntable harus mengaitkan penyari yang optimal untuk
tujuan aktivitas tertentu. Sedangkan residu solven yang cukup toksik atau tidak
mudahnya pelarut diuapkan seperti penyari berair bisa ditanggulangi dengan
berbagai alat modern saat ini seperti pengering vakum, freeze, dryer, freeze
bulk dryer atau bahkan cukup penangas air modifikasi yang menghasilkan
temperatur rendah. Residu solven bisa dipastikan dengan alat-alat analisis maju
yakni HPLC, atau GC. Dengan demikian solven etanol tetap bisa digunakan dan
bukan berarti tidak bisa digunakan sama sekali selama memberikan
ekstratibilitas yang memuaskan sesuai dengan tujuan analisis.
Proses Data
Analisis statistic
multivariate
Dalam metabolomik diperlukan metode
statistic yang mengkover ratusan-ribuan data. Informasi nilai chemical shift,
berat molekul tertentu (BM) dan intensitas puncak tidak bermakna jika tidak
dilakukan integrasi dengan data lain dan sangat sulit jika menganalisis
perbedaan antarsampel dengan mengobservasi range data dan perdata. Untuk itu
statistic harus dilibatkan.
Statistik multivariate yang sering
digunakan adalah PCA (Principal Component Analysis) yang menghasilkan luaran
pemisahan data tanpa supervise namun langsung karena sampel masing-masing.
Kemudian dilanjutkan dengan metode supervise PLS (Partial Least Square) yang
akan memperlihatkan kontribusi dari komponen dalam sampel (senyawa).
Kesimpulan
Dengan
aplikasi metabolomik justru ketersediaan marker tertentu di pasaran bukanlah
menjadi kendala karena dengan melihat pola dan sidik jari senyawa-senyawa
tertentu berbasis MS kita bisa tentukan senyawa-senyawa penanda bahkan dengan
instrument tertentu langsung bisa ditentukan secara kuantitatif (metabonomik).
Komentar
Posting Komentar