Tingkat Kesehatan Dan Mikroorganisme yang Terdapat Pada Makanan Mahasiswa UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
UIN
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA merupakan salah satu kampus yang besar di Jakarta.
Walaupun secara geografis, kampus ini terletak di daerah ciputat yang masih
bagian dari kota tangerang selatan. Akan tetapi, kampus ini terbawa nama oleh
Jakarta, dan memang dahulunya daerah ini masuk kawasan Jakarta ketika banten
belum memisahkan diri menjadi provinsi tersendiri. Sehingga mahasiswa mempunyai
gaya hidup ala kota metropolis.
Di
tengah hiruk-pikuk kegiatan perkuliahan dan segala aktivitasnya di kampus,
banyak mahasiswa yang tidak memperhatikan akan kesehatan makanan dan nutrisi
yang di konsumsi pada setiap harinya.
Dan dari para pedagang pun kurang memperhatikan kebersihan dan
kehigienisan dari makanan yang di sajikan, dengan alasan apabila harus
rapih-rapih nantinya modalnya tambah mahal.
Contoh
saja dalam kehidupan nyata, banyak sekali pedagang yang menyajikan dengan
piring, mereka kurang memperhtikan dari kebersihan air untuk mencuci
piring-piring tersebut, bahkan beberapa pedagang yang nakal, mereka hanya
membawa air satu ember saja, dengan alasan bawanya susah, atau kalau beli air
mahal.
Tingkat kesadaran akan kesehatan
dan kehigienisan makanan di lingkungan kampus memang berada dalam titik yang
sangat mengkhawatirkan, Makanan yang dikonsumsi hendaknya
memenuhi kriteria bahwa makanan tersebut layak untuk dimakan dan tidak
menimbulkan penyakit, diantaranya :
1. Berada dalam derajat kematangan yang
dikehendaki
2. Bebas dari pencemaran di setiap
tahap produksi dan penanganan selanjutnya.
3. Bebas dari perubahan fisik, kimia
yang tidak dikehendaki, sebagai akibat dari pengaruh enzym, aktifitas mikroba,
hewan pengerat, serangga, parasit dan kerusakan-kerusakan karena tekanan,
pemasakan dan pengeringan.
4. Bebas dari mikroorganisme dan
parasit yang menimbulkan penyakit yang dihantarkan oleh makanan (food borne
illness).
B.
IDENTIFIKASI MASALAH (LATAR BELAKANG)
Sesuai
dengan judul makalah ini “Tingkat
Kesehatan Dan Mikroorganisme yang Terdapat Pada Makanan Mahasiswa UIN SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA”. Dan dari beberapa sampel yang kami
uji bahkan mempunyai koloni mikroorganisme yang mencapai ratusan koloni
jumlahnya, ini menunjukan bahwa ketidaksehatan dan tidak higienis dari makanan
yang mahasiswa konsumsi.
i.
Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang berukuran
sangat kecil sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan.
Mikroorganisme disebut juga organisme mikroskopik. Mikroorganisme seringkali
bersel tunggal (uniseluler) maupun bersel banyak (multiseluler). Namun,
beberapa protista bersel tunggal masih
terlihat oleh mata telanjang dan ada beberapa spesies multisel tidak terlihat mata telanjang. Virus juga termasuk ke
dalam mikroorganisme meskipun tidak bersifat seluler.
Ilmu yang mempelajari
mikroorganisme disebut mikrobiologi. Orang yang bekerja
di bidang ini disebut mikrobiolog.
Mikroorganisme biasanya dianggap mencakup semua prokariota, protista, dan alga renik. Fungi, terutama yang
berukuran kecil dan tidak membentuk hifa, dapat pula dianggap sebagai
bagiannya, meskipun banyak yang tidak menyepakatinya. Kebanyakan orang
beranggapan bahwa yang dapat dianggap mikroorganisme adalah semua organisme
sangat kecil yang dapat dibiakkan dalam cawan petri atau inkubator di dalam laboratorium dan mampu
memperbanyak diri secara mitosis
Mikroorganisme berbeda dengan sel makrooganisme. Sel makroorganisme
tidak bisa hidup bebas di alam melainkan menjadi bagian dari struktur
multiselular yang membentuk jaringan, organ, dan sistem organ. Sementara,
sebagian besar mikrooganisme dapat menjalankan proses kehidupan dengan mandiri,
dapat menghasilkan energi sendiri, dan bereproduksi secara independen tanpa
bantuan lain
C.
PEMBATASAN MASALAH.
Untuk memperjelas ruang lingkup pembahasan, maka masalah yang dibahas dibatasi pada masalah :
Untuk memperjelas ruang lingkup pembahasan, maka masalah yang dibahas dibatasi pada masalah :
A.
Tingkat
higienis dan kesehatan pada makanan dan minuman dengan sampel Soto Ayam, Es
kelapa, Gado-gado, Es jeruk, Bakso, Teh Poci, Ketoprak, dan Jus Strawberry,
yang di dapatkan dari pedagang di sekitar kampus.
B.
Metode
Enumerasi dalam penghitungan jumlah koloni mikroorganisme dari sampel yang kami
gunakan.
D. Perumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang dan
pembatasan masalah tersebut, masalah-masalah yang dibahas dapat dirumuskan
sebagai berikut :
a.
Deskripsi
tingkat kehigienisan makanan yang meredar di sekitar kampus, dan betapa
pentingnya peranan penjual dalam menjaga kualitas kesehatan dari makanan.
b.
Deskripsi
mahasiswa harus tetap hati-hati dalam memilih makanan, karena makanan yang
dikonsumsi tidak hanya halal, akan tetapi harus thoyib agar tetap menjaga
homeostasis tubuh.
BAB II
PEMBAHASAN
Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat dan
memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh. Menurut
WHO, yang dimaksud makanan adalah : “Food include all substances, whether in
a natural state or in a manufactured or preparedform, wich are part of human
diet.” Batasan makanan tersebut tidak termasuk air, obat-obatan dan
substansi-substansi yang diperlukan untuk tujuan pengobatan.
Makanan yang dikonsumsi hendaknya memenuhi kriteria bahwa makanan tersebut
layak untuk dimakan dan tidak menimbulkan penyakit, diantaranya :
1. Berada dalam
derajat kematangan yang dikehendaki
2. Bebas dari
pencemaran di setiap tahap produksi dan penanganan selanjutnya.
3. Bebas dari
perubahan fisik, kimia yang tidak dikehendaki, sebagai akibat dari pengaruh
enzym, aktifitas mikroba, hewan pengerat, serangga, parasit dan
kerusakan-kerusakan karena tekanan, pemasakan dan pengeringan.
4. Bebas dari
mikroorganisme dan parasit yang menimbulkan penyakit yang dihantarkan oleh
makanan (food borne illness).
A. Metode
Yang digunakan
Untuk mendapatkan
data, kami menggunakan metode Enumerasi Mikroorganisme. Enumerasi
adalah teknik perhitungan jumlah mikroba dalam suatu media tanpa
mengidentifikasikan jenis mikroba (bakteri, jamur, yeast), yang bertujuan untuk
menentukan jumlah sel dari suatu kultur bakteri secara kuantitatif (Rosalia,
2010). Penetapan jumlah bakteri dilakukan dengan menghitung jumlah sel bakteri
yang mampu membentuk koloni di dalam media biakan atau membentuk suspensi dalam
larutan biak (Schlegel & Schmidt, 1994). Analisis kuantitatif mikrobiologi
pada bahan pangan ini penting dilakukan untuk mengetahui mutu bahan pangan dan
menghitung proses pengawetan yang akan diterapkan pada bahan pangan tersebut
(Fardiaz, 1992).
Ada beberapa
macam cara untuk mengukur jumlah sel, antara lain dengan hitungan cawan (plate
count), hitungan mikroskopik langsung (direct
microscopic count) atau MPN (Most
Probable Number) (Fardiaz, 1992). Penetapan
jumlah bakteri dapat dilakukan dengan menghitung jumlah sel bakteri yang mampu
membentuk koloni di dalam media biakan atau membentuk suspensi dalam larutan
biak (Schlegel dan Schmidt, 1994).
Keuntungan enumerasi secara langsung
adalah cara penghitungan yang cepat dan diperoleh informasi tambahan tentang
ukuran dan bentuk mikroba yang sedang dihitung dan jumlah sel yang diperoleh
meliputi sel yang hidup dan sel yang mati. Akan tetapi enumerasi secara
langsung juga memiliki kelemahan yaitu sel yang mati tidak dapat dibedakan
dengan sel yang hidup. Koloni sel yang bergerombol terkadang dapat menyulitkan
dalam mengklasifikasikan jenis koloni (Schlegel & Schmidt, 1994).
B. ENUMERASI
SAMPEL MAKANAN DAN MINUMAN
Pada prosesnya, kami bagi dalam
beberapa kelompok dengan sampel yang berbeda untuk mempermudah proses Enumerasi
dan membantu mempercepat waktu sehingga lebih efisien dan tetap valid.
kelompok
|
Jumlah
koloni pengenceran
|
Jumlah
koloni total
|
Jenis
|
Asal
Tempat
|
|||
|
10⁻²/10⁻⁴
|
10⁻3/10⁻⁵
|
10⁻⁴/10⁻⁶
|
||||
1
|
/312
|
/23
|
/250
|
485
|
Soto
Ayam
|
Pesanggrahan
samping kampus 1
|
|
2
|
201/
|
198/
|
71/
|
468
|
Es
kelapa
|
Semanggi
|
|
3
|
/190
|
/15
|
/2
|
207
|
Gado-gado
|
Samping
Masjid Fathullah
|
|
4
|
19/
|
|
2/
|
21
|
Es
Jeruk
|
Triarga
|
|
5
|
/3
|
/4
|
/4
|
11
|
Bakso
|
Jl
pesanggrahan samping kampus 1
|
|
6
|
3/
|
73/
|
13/
|
89
|
Teh
Poci
|
Jl
pesanggrahan samping kampus 1
|
|
7
|
/135
|
/2
|
/2
|
139
|
Ketoprak
|
Jl
pesanggrahan samping kampus 1
|
|
8
|
55/
|
22/
|
15/
|
92
|
Jus
Strawberry
|
Jl
pesanggrahan samping kampus 1
|
|
Dengan
perhitungan yang jumlah koloni tidak kurang dari 30 dan tidak lebih dari 300
koloni.
Ø
Kelompok
1 : yang di hitung pada pengenceran 10⁻⁶ : 150
=
150 / 10⁻⁶.
10⁻1
= 150 . 10⁶
. 10⁷
= 15 . 10⁸
Ø
Kelompok
2, yang dihitung pada pengenceran 10⁻² : 201, 10⁻3 : 196, 10⁻⁴ : 71
=
201 . 10⁻²
+ 10⁻1
+ 196 . 10³ . 10¹ + 71 . 10⁻⁴
. 10⁻¹
/ 3
=201
. 10³ + 196 . 10⁴ + 71 . 10⁵ / 3 = 201 . 10³ + 1960 . 10³ +
7100 . 10³ / 3 = 920 . 10³ /3
= 3087 . 10³
Ø
Kelompok
3, yang dihitung pada pengenceran 10⁻⁴ : 190
=
190 / 10⁻⁴
. 10⁻¹
= 190 . 10⁴ . 10¹ = 190 . 10⁵
Ø
Kelompok
4, tidak ada perhitungan, karena jumlah koloni pada setiap pengenceran tidak
memenuhi syarat perhitungan, (<30 koloni).
Ø
Kelompok
5, tidak ada perhitungan, karena jumlah koloni pada setiap pengenceran tidak
memenuhi syarat perhitungan, (<30 koloni).
Ø
Kelompok
6, yang dihitung pada pengenceran 10⁻³ . 73
=
73 / 10⁻³
. 10⁻¹
= 73 . 10³ . 10¹ = 73 . 10⁴ = 7,3 . 10⁵
Ø
Kelompok
7, yang dihitung pada pengenceran 10⁻² : 55
=
55 / 10⁻²
. 10⁻¹
= 55 . 10² . 10¹ = 55 . 10³
Pada
hasilnya hampir semua plat agar ditumbuhi koloni, terutama pada plat agar yang
berisi suspense Soto Ayam, Es Kelapa, dan Gado-gado yang jumlah koloninya
mencapai ratusan koloni. Akan tetapi pada kelompok 4 dan 5 tidak dapat dihitung
jumlah koloninya, lantaran masih berjumlah di bawah standar rata-rata (tidak
kurang dari 30 dan tidak lebih dari 300 koloni). Dan itu kemungkinan dapat
disebabkan oleh :
*
Keakuratan
yang kurang dan menyebabkan error statistic yang tinggi.
*
Kesensitifan
kontaminasi yang tinggi.
*
Kekentalan
suatu sampel yang akan di suspensi.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Tingkat
pencemaran bakteri dalam makanan yang berada di sekitar kampus UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang masih sangat tinggi.
B.
Saran
Mahasiswa
harus lebih mencermati akan asupan makanannya, dikarenakan sangat berpengaruh
kepada kesehatannya, dan di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat.
Jangan membeli makanan di tempat yang air untuk mencuci tidak memadai, dan
kebersihan tempatnya yang tidak layak. Dan untuk pedagang di himbau untuk
selalu menjaga kebersihan dari tempat dan makanan yang disajikan, karena apabila
tempat yang bersih, pembeli pun akan merasa senang dan nyaman, tentunya akan
merasa aman.
DAFTAR PUSTAKA
v
Pelchzar,
Michael L. 2007. DASAR MIKROBIOLOGI. Untuk Indonesia : Jakarta.
v
Ratnasari
Mega Pikoli. 2009. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Untuk Farmasi Uin Syarif
Hidayatullah Jakarta.
v Depkes, 2001,
Penyelenggaraan Puskesmas di Era Desentralisasi. Depkes. Jakarta
, 1999, Indonesia
Sehat 2010-Visi Baru, Misi, Kebijakan dan Strategi Pembangunan Kesehatan,
Jakarta.
, 2000, Profil
Kesehatan Indonesia, Jakarta
, 2000, Paradigma
Baru Puskesmas Di Era Desentralisasi, Yogyakarta
, Profil
Kesehatan Kota Kendari. 2005, Sultra
v Notoatmodjo, 1997. Ilmu Kesehatan
Masyarakat. PT. Rineka Cipta, Jakarta.
. 2005, Metodologi
Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta Jakarta
, 2007, Promosi
Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Rineka Cipta Jakarta
v Muninjaya,.A, 1999, Manajemen Kesehatan,
Penerbit Buku Kedokteran EGC Jakarta
Komentar
Posting Komentar