RASUL YANG BUTA HURUF NAMUN PINTAR


Setelah mengikuti praktikum biokimia pada semester V di jurusan Farmasi Uin Syarif Hidayatullah, saya menjadi sering terpikirkan dan sering menyangkut-pautkan hasil dari praktikum dengn kejadian sehari-hari.  Sebenarnya ulasan kali ini pun merupakan jawaban secara ilmiah dari hadits Rasul, Sebagaimana dalam Hadits Ibnu Abbas menuturkan "Bahwasanya Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam melarang bernafas pada bejana minuman atau meniupnya". (HR. At Turmudzi dan dishahihkan oleh Al-Albani). Bagi sebagian kalangan mungkin sudah tidak asing mendengar hadits ini, bahkan ada yang langsung saja melaksanakannya tanpa tahu penjabaran secara ilmiahnya.
                Sebenarnya ini sangat menarik terutama bagi pribadi saya. Karena dengan ilmu yang sedikit saya masih diberikan kesempatan untuk mentafakkuri hadits-hadits rasul. Langsung saja kita bahas. Sering kali kita meniup makanan dan minuma kita ketika hendak menyantapnya akan tetapi suhunya masih tidak memungkinkan di masukkan ke dalam kerongkongan, maka kita pun meniupnya. Terutama bagi para orang tua, mereka selalu meniupkan makanan-minuman ketika mereka hendak menyuapi anaknya.
"Bahwasanya Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam melarang bernafas pada bejana minuman atau meniupnya". (HR. At Turmudzi dan dishahihkan oleh Al-Albani).
Seperti yang kita hamper semuanya tahu, bahwa ketika kita menghembuskan nafas maka kita mengeluarkan gas CO₂ (carbon dioxide), yang apabila bercampur dengan air (H₂O) maka akan menjadi H₂CO₃ (eh bagi sahabat-sahabat yang pinter kimia tolong koreksi kalo salah reaksi kimianya ya), yang menjadikan makanan-minuman sama seperti cuka atau acidic.
                Dan subhanallah sekali sahabat sekalian, Rasulullah yang Ummi itu dapat mengerti bagaimana pereaksian makanan yang cukup rumit dan pereaksian seperti ini baru di kupas di Abad jauh setelah Rasulullah meninggal.
                Dalam konteks yang hampir sama, kita juga sering diajarkan ketika pengajian bahwa Rasul melarang kita minum sekaligus dalam satu tegukkan, dan akhirnya orang tua kita ikut melarang kita dalam kebiasaan buruk itu. Namun, terlepas dari Adab dan Tata-krama, apabila kita melihat dari sudut ilmiah, apabila kita minum dengan perlahan sehinngga memungkinkan kita untuk bernafas ketika minum, disini terjadi reaksi kimiawi seperti di atas tadi.
                Allahumma Sholli ‘ala nuril anwar wa sirril ashror wa tiryaqil aghyari wa miftahi baabil yasaari sayyidina wa maulana muhammadinilmukhtari wa ‘alihil athari wa ashhabihil akhyari ‘adada ni’amillahi wa ifdholihi. Allah menurunkan utusannya berikut dengan wawasan pengetahuannya yang luas. Wallahu a’lam bisshawab. (iky el-pharmacyst).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CONTOH SOAL TENSES

DIBESARKAN KANTONG AJAIB DORAEMON

SEJARAH DESA SUKAMANDIJAYA