Postingan

Menampilkan postingan dari November 1, 2010

Materi Teknik Persidangan Organisasi

Dalam rangka membangun kekritisan mahasiswa, maka tulisan ini ada semata-mata untuk kembali menajamkan kekritisan mahasiswa. Mahasiswa ibaratnya pilar dari negeri ini. Yang dimana, mahasiswa sudah bukan bergelar hanya siswa tapi sudah MAHA, dengan posisi yang urgent ini, mahasiswa sangat diperhitungkan dalam kemajuan negeri ini kedepannya karena Indonesia membutuhkan idealisme mahasiswa yang semakin terkikis. Mahasiswa bukanlah mahasiswa KuRa-KuRa (kuliah rapat2), KuDa2 (kuliah dagang2), KuPu2 (kuliah-pulang2), atau istilah konyol lainnya. Mahasiswa itu harus PROAKTIF, PROGRESIF, INOVATIV. AYO BANGKITLAH SAHABAT-SAHABAT, KAWAN-KAWAN, IKHWAN, mari kita lanjutkan dan jalankan amanat reformasi yang semakin diabaikan!!! Maka tulisan ini memuat sebuah tekhnik sangat dasar dari sebuah persidangan, untuk bekal menyampaikan aspirasi rakyat Indonesia. 1. DASAR PEMIKIRAN Permusyawaratan dalam MUBES/KONGRES/RAKER membutuhkan persidangan-persidangan. Hal ini dilakukan secara fokus dan berimban

POLEMIK PUYER

Risa Hermawati S.Si.,Apt. Menilik beberapa berita di media elektronik akhir-akhir ini yang menyajikan polemik puyer dengan berbagai pendapat terutama para dokter yang pro kontra tentang resep bentuk puyer menurut saya cukup memprihatinkan karena bias membuat masyarakat awam jadi bingung dan ketakutan. Terutama para orang tua yang anaknya sering mendapat resep puyer. Sebagai farmasis yang berkompeten tentang masalah ini, seharusnya kita bisa memberikan penjelasan tentang puyer ini. Di apotek kita melayani sesuai yang ditulis dokter dalam resep, kalau bentuk sedian jadi ya sediaan jadi yang kita berikan, jika bentuk racikan tentu harus diracik. Dokter berhak menentukan bentuk sediaan untuk pasien, tetapi kita sebenarnya bisa memberikan alternative bentuk sediaan obat yang lain. Sebenarnya harus dilihat dulu mengapa obat diberikan bentuk puyer? Coba amati apa yang tertulis di puyer itu. Apakah sudah ada bentuk sediaan jadinya bentuk sirup misalnya untuk anak. Sering kali bentuk sediaan

Kecepatan Disolusi

Gambar
Kecepatan Disolusi Dalam Bidang farmasi, pengetahuan mengenai kecepatan disolusi atau kelarutan sangat diperlukan untuk membantunya memilih medium pelarut yang paling baik untuk obat atau kombinasi obat, membantu mengatasi kesulitan-kesulitan tertentu yang timbul pada waktu pembuatan larutan farmasetis (di bidang farmasi), dan lebih jauh lagi, dapat bertindak sebagai standar atau uji kemurnian (Astuti dkk., 2008). Kelarutan obat dapat dinyatakan dalam beberapa cara. Menurut U. S. Pharmacopeia dan National Formulary, definisi kelarutan obat adalah jumlah ml pelarut dimana akan larut 1 gram zat terlarut (Martin dan Swarbrick, 1990). Sediaan obat yang diberikan secara oral di dalam saluran cerna harus mengalami proses pelepasan dari sediaannya kemudian zat aktif akan melarut dan selanjutnya diabsorpsi. Proses pelepasan zat aktif dari sediaannya dan proses pelarutannya sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat kimia dan fisika zat tersebut serta formulasi sediaannya. Salah satu sifat zat akti

Progress Report Divisi Penyambutan

• Teknis Acara 1. Persiapan panitia – Start 05.00-07.00 – Meliputi: persiapan panggung, lahan parkir, pengisi acara dan sterilisasi lingkungan sekitar gedung. 2. Display Marching Band – Start 08.00 – Bertempat di belakang gd.MP – Display MB memainkan 4 buah lagu: Shalawat, si patokaan, Sri kuning, dan “yank” band wali. – Dilanjutkan dengan pawai sampai memasuki gd.FKIK – Peserta MB masuk lewat pintu samping gedung – Persiapan peserta MB untuk menyambut kedatangan menteri 3. Penyambutan dan Penerimaan tamu undangan – Start 08.00-08.40 – Penyambutan seluruh undangan bertempat di pelataran parkir Syahida inn – Seluruh tamu undangan VIP dan umum memasuki gd.FKIK melewati pintu samping gedung dan mengisi buku tamu – Seluruh tamu undangan mendapatkan goody bag dan snack kemudian menuju tempat yang telah disediakan – Khusus tamu undangan VVIP (Kedubes, Gubernur dan Rektor) disediakan ruang khusus bertempat di lobi lt1 syahida inn 4. Kedatangan Menteri Agama – Start 09.00 –

EMULSI

Emulsi adalah… • dispersi koloidal 2 cairan yang tidak bercampur karena perbedaan kepolaran. • globul terdispersi makromolekul (dengan ukuran 100-100.000 µm) dalam medium pendispersi. Tahap penentu pembentukan emulsi: • Tahap pemisahan: disrupsi dan distruksi. Ruahan menjadi globul ditentukan oleh waktu dan kecepatan pengadukkan. Pengadukkan dengan kecepatan tinggi menggunakan ultraturax → sudah pecah (sudah opak seperti susu dan kecepatan diturunkan) → masuk ke dalam tahap stabilisasi. • Tahap stabilisasi: mekanisme kerja emulgator. Faktor yang harus diperhatikan dalam proses emulsifikasi: 1. Polidispersi globul sferis → tergantung dari pengadukkan fasa terdispersi. 2. Enersi antar muka 2 cairan yang tidak bercampur menyebabkan ketidakstabilan sehingga usaha enersi antar muka minimum. 3. Stabilisator pada antar muka. 4. Bahan peningkat viskositas → dapat mengurangi kecepatan penggabungan globul terdispersi. 5. Dibentuk 2 fase stabilisasi dengan fase ketiga adalah emulgator

sejarah dan tujuan blog ini

mengingat akan tujuan, blog ini bertujuan untuk menambah referensi kita sebagai para intelektual khususnya mahasiswa pharmacy. maka blog ini di buat pada hari senin tanggal 1 november 2010 untuk tempatnya para intelektual dan para ilmuan yang berbakti kepada masyarakat dan bangsa indonesia. sungguh blog ini di buat bukan untuk dan mengatasnamakan suatu individu ataupun golongan, akan tetapi blog ini dibuat dengan atasnama yang lebih mulia, yaitu atas nama BANGSA INDONESIA!!!